Sabtu, 09 Maret 2019

Halo, Ini Cerita Tentang Dwiki.

Lahir dengan nama Dwiki Nanda Rispa Azka Kamila di Rumah sakit Tentara yang ada di kotanya. Dilahirkan oleh seorang Ibu yang saat itu berusia 30 tahun sebagai anak kedua, setelah didahului oleh Kakak laki-laki 5 tahun sebelumnya. Dengan nama yang panjang itu, keluarga dan Orang terdekatnya memanggilnya dengan panggilan Kiki. Saat ini ia adalah mahasiswi semester 4 di satu-satunya Universitas Negri di Magelang. Dengan menempuh program studi S1 Ilmu Komunikasi. Dwiki saat ini berusia 20 tahun sejak kelahirannya tahun 1999 tanggal 15 April. Tanggal  yang sama dengan pelayaran pertama sekaligus terakhir kapal RMS Titanic pada tahun 1912. Yang kemudian menginspirasi beberapa film, salah satunya adalah film romantis berjudul Titanic (1997). Film tersebut menjadi salah satu film yang disenangi Dwiki.

Selain Titanic, film kesukaannya yang lain adalah film Barat dengan genre fantasi, kolosal, atau film historis yang berlatar belakang perang dunia. Dwiki tertarik dengan berbagai hal yang klasik dan bersejarah. Terlihat dari buku terakhir yang ia baca adalah buku karya Wahjudi Djaya yang berjudul, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno hingga Eropa modern. Ketertarikan Dwiki dengan sesuatu yang klasik dan historis bisa disimpulkan dari pengetahuannya tentang mitologi Yunani dan Roma. Coba saja ajak dia berbincang tentang bagaimana Rhea bisa menjadi anak dari Gaia atau siapa penyusu Romus dan Romulus Walaupun tidak mafhum tapi dia akan antusias dan paham dengan perbincangan tersebut. Selain menyukai hal-hal tersebut, dia menyukai dan mengoleksi beberapa komik Detective Conan yang terhenti ketika ujian nasional SMA. Hal tersebut membuatnya malas untuk kembali “mengonsumsi” Conan lagi, karena komik Conan cukup sulit dicari Kotanya. “Conan lama-lama membosankan, ceritanya gitu-gitu terus, kapan bisa tau pemimpin organisasi baju hitamnya. Kalo gini-gini terus. Keburu gosho aoyama Tua.” begitu katanya, yang menandakan kalau dia bosan dengan Conan. Tapi, tidak dengan sherlock holmes, ia masih suka membaca bukunya dan menonton filmnya. Dwiki memang menyukai hal-hal tentang Riddle. Buku lain yang selalu menjadi favoritnya adalah novel karya Tere-Liye. Sesuatu dari Dwiki, yang membuatnya sering menjadi bahan ejekan adalah selera berpakainnya yang aneh. 
          Untuk musik, dia menyukai beberapa lagu  milik Ten To Five, Mocca, The Adams, Jess Glynn, Meghan Trainor, Bruno Mars, Mr.Big, Bee Gees dan Queen. Selera musiknya memang sangat umum dan kurang kekinian. Tidak seperti anak-anak seumurannya yang sedang trend dengan K-pop atau EDM atau Folk pop Indie. Lagu-lagu Folk Indie memang sedang  digemari anak muda seumurannya saat itu, tetapi  untuk Dwiki, ia cukup terlambat dalam trend tersebut. Saat dimana anak muda lain menjadikan musik indie sebagai playlist favorit, satu-satunya lagu Indie yang dia suka dan paham adalah Fana Merah Jambu. Seleranya tentang musik  yang sedemikian bukan tanpa alasan, semua itu tebentuk secara alami karena bapaknya, yang ketika ia kecil sering memutarkan lagu-lagu kesukaan beliau. Maka dalam memori masa kecilnya lagu anak beriringan dengan sweetrock.  

    Berbeda lagi dengan banyak orang yang menyukai senja dan hujan. Dia lebih menyukai pagi dan tidak suka dengan hujan. Ketika ditanya teman apa alasannya, dia bilang, bahwa terlalu banyak kenangan sedihnya yang terjadi ketika hujan. Dan dia tidak pernah mau membahasnya. Lalu, kenapa dwiki suka pagi, dia tidak tau apa alasannya. Begitulah dia, selalu tidak tau alasan kenapa dia menyukai sesuatu hal. Yang dia tahu, dia akan merasa hatinya berdegup kencang ketika dihadapkan dengan hal-hal tersebut. Itu pula yang pada akhirnya membentuk pribadinya yang selalu yakin dan percaya diri dengan dirinya tanpa peduli dengan pandangan orang dengan dirinya. Karena dia tau, dengan mengikuti hatinya, dia akan tau siapa dia dan apa yang dia mau. Seperti halnya ambisi, banyak orang salah paham dengan dirinya yang terlihat acuh dan tidak peduli. Bersikap seakan-akan dia tidak ingin “berlarian” bersama dengan orang lain. Dia sering bingung melihat orang orang yang dengan gigih mengejar sesuatu tanpa tahu secara nyata apa yang sesungguhnya mereka kejar.
        Untuk urusan ambisi, berbeda dengan kesukaan-kesukaannya yang tanpa alasan. Dwiki  adalah orang yang paham apa keinginannya dan apa kemampuannya. Dia tau fase apa yang saat ini ia jalani dan rencanakan kemudian hari. Satu hal yang selalu ia bicarakan dan tidak pernah berubah adalah, keinginannya untuk memiliki Rumah sendiri. Ia tidak terlalu mempermasalahkan urusan jodoh, untuk hal itu dwiki bilang, ia akan mungkin akan melakukannya ketika kehidupan kerjanya sudah sesuai keinginannya, yaitu bekerja di Stasiun pemerintah di Yogyakarta, menjadi PNS dan memiliki Rumah. Kenapa dia memilih stasiun negri milik republik adalah sederhana, bahwa ia tidak ingin bekerja dan menetap jauh dari ibunya, apalagi ia kurang menyukai kota besar yang padat. Dwiki suka lingkungan yang damai dengan udara yang bersih.
        Tumbuh dan melalui masa pubertas jauh dari orang tua, membuat ia melalui banyak hal dengan latar belakang cerita yang sedikit berbeda dengan anak sebaya dilingkungannya. Ketika anak lain mulai merantau ketika kuliah, dwiki merantau sejak ia lulus SD. Hal itu bukan suatu paksaan dari orang tuanya, semua karena keinginannya sendiri. Berawal dari arahan orang tua yang tidak memaksa, saat itu Dwiki memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren Modern di Yogyakarta. 6 tahun bersekolah disana menghasilkan bekal pengetahuan agama yang sedikit lebih dari teman-temannya. Mondok di Jogja menjadi fase yang sangat berpengaruh bagi kehidupan dwiki saat ini. Disinalah fase dimana ia mulai mengenal dunia media. Karena awal mula ia mengenal dunia media adalah ketika secara terpaksa dwiki harus menjadi perwakilan kelas untuk menjadi penyiar di sekolahnya. Hal itu kemudian terus berjalan hingga ia mulai menjadi ketua redaksi di sekolahnya membuatnya mengenal jurnalistik dan membawanya untuk mempelajari secara serius di universitas. Karena pada awalnya, passion yang ingin ia tekuni di universitas adalah ilmu sejarah dan arkeologi. Lalu bagaimana dengan kemampuannya dalam hal media? . Sebagai seseorang yang mengenal dwiki, dwiki memiliki kemampuan berbicara juga kemampuan menulis yang cukup baik, paling tidak, pernyataan ini didukung beberapa orang  disekitarnya. Jika kemampuan itu mendapat perhatian dukungan yang cukup, maka bukan sesuatu yg berlebihan jika Suatu saat nanti Dwiki akan menjadi seorang jurnalis atau broadcaster yang professional. terlebih, dia adalaah seorang Planner, dan Self Management yang cukup baik. 
 
    Ada banyak hal yg disukai dan tidak disukai dari seseorang, maka demikian dengan Dwiki, ia memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan, satu diantaranya yang paling aku benci adalah, sifat pemarah dan moodyan nya. Jika sudah berada dalam mood yang buruk, maka semuanya akan menjadi lebih sulit. Selanjutnya adalah sifat lambatnya, dia selalu lama dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-harinya, membuatnya selalu  terlibat dalam keterlambatan. tapi aku yakin suatu saat dia akan berubah dari kebiasaan buruknya. karena dimataku, sebenarnya ia memiliki semangat dan optimisme positif untuk terus berproses dan berkembang mempelajari banyak hal baru. Asalkan dia selalu mendapat dukungan. Sesuatu yang ia katakan kepada orang-orang terdekatnya, "tolong, kalau aku salah, bilang dan kritik aku, jangan tinggalin aku".  Satu hal yang aku sukai dari dia, adalah sifatnya yang selalu positif dalam melihat sesuatu. Ia selalu memiliki sudut pandang yang berbeda dari orang lain dalam melihat berbagai hal. Dia pernah bilang, bahwa "Duniamu, ada di hati dan pikiranmu" .









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perlombaan Kebetulan dan Eksistensi Tuhan

Sore itu, aku menaiki motorku menuju markas Palang Merah Indonesia di kotaku, untuk memenuhi undangan suatu acara, karena statusku sebagai a...