Jumat, 11 Maret 2022

Perlombaan Kebetulan dan Eksistensi Tuhan

Sore itu, aku menaiki motorku menuju markas Palang Merah Indonesia di kotaku, untuk memenuhi undangan suatu acara, karena statusku sebagai anggota demisioner KSR PMI Unit Universitas. melewati jalan raya yang biasa aku lewati, sebuah jalan yang melewati salah satu taman kota. Aku meminggirkan motorku diseberang jalan taman kota itu, untuk menghubungi temanku, memastikan informasi yang kudapatkan. Karena, seringkali aku salah memahami suatu informasi. aku mengambil handphone dan mencoba mengirimkan pesan singkat kepada temanku, karena tidak segera dibalas dan aku diburu waktu, aku beralih menelefon temanku. Telfon diangkat dan aku menanyakan beberapa hal kepadanya. Benar, aku salah informasi, acara sore itu seharusnya dilaksanakan dari awal sampai akhir di Markas PMI, bukan dibagi dibeberapa tempat. Setelah menutup telefon aku segera memasukkan handphone dan menyalakan motorku. aku mulai menyeberang dan padanganku terhenti pada motor yang berjalan dari arah berlawanan, aku merasa mengenali orang diatas motor itu, pikiranku mencoba mengolah apa yang aku lihat, "benarkah itu dia?", hingga motor berjalan semakin dekat  sampai tepat melewati sisiku, aku terpaku dan baru tersadar saat seseorang diatas motor mengklaksonku sambil melewati aku yang setengah melamun. beberapa detik berlalu dan aku baru bisa mencerna kejadian itu. 

    Beberapa detik lalu, aku berpapasan dengan seseorang yang pernah penting dalam hidupku. Hubungan kita berdua tidak berakhir cukup baik, karena saat itu aku masih merasa kecewa dan marah, atas keputusan yang dia ambil sendiri. aku merasa masih ada yang belum selesai, tapi aku terlalu marah untuk menerima, karena dia merasa sebaliknya, tidak ada lagi yang perlu diselesaikan. saat iru aku menyetujuinya, tapi jauh dalam diriku, aku merasa tidak terima dengan keputusan yang ia ambil saat itu karena bagiku itu cukup egois, setelah apa yang sudah terlewat diantara kita. Perasaan itulah yang kemudian membuatku masih merasa sulit untuk bertemu dengannya, aku msih selalu menghindar saat kita hampir berpapasan. masih menyingkir dan bersembunyi saat kita berada di satu forum yang sama. Karena bagiku, yang masih berusaha memafkan dan berdamai, sangat sulit untuk sekedar melihatnya. aku tidak tau apa yang ia rasakan tapi aku yakin, dia jelas tidak melalui apa yang aku rasakan, bahkan mungkin, ia merasa tidak pernah terjadi apa-apa.  

cont-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perlombaan Kebetulan dan Eksistensi Tuhan

Sore itu, aku menaiki motorku menuju markas Palang Merah Indonesia di kotaku, untuk memenuhi undangan suatu acara, karena statusku sebagai a...