Selasa, 05 Maret 2019

Selamat Pagi.

Halo, Selamat pagi
Benar, kau dan orang lain tidak salah. Ak memang secara jelas menulis Selamat Pagi.
Disini, dirumahku dan bahkan di kotaku sudah malam. Tapi tidak aku ucapkan Selamat Malam bukan karena aku bodoh, hingga aku tak mampu sekedar membedakan Malam dan pagi. Tapi, ini  tentang dorongan nafsu manusiawi yg mendorongku untuk terus ingin  mengucapkan Selamat Pagi.
Iyaa, tentu karena aku suka. Suka itu nafsu. Tapi itu fitrah bukan?, justru agar aku mampu menjadi "manusia".

Jika banyak orang lain menyukai senja. Aku menyukai pagi. Dan ak selalu ingin. Melihat pagi, esok, esok dan esok lagi.
Jika kau tanya kenapa, aku tidak terlalu tahu kenapa. Hanya saja ketika pagi aku rasa bahagia dan menyenangkan selalu datang bersamaan. Sebuah harmoni yg tenang ketika melihat orang berebut jalanan, orang saling klakson di lampu merah dengan anak sd diboncengan mereka.

   Hingga ada saat-saat dimana salah satu ujung bibirku akan naik  ketika melihat pengendara mobil dengan seperti  tanpa berpikir mengklakson motor didepannya bahkan sebelum lampu merah belum benar benar sempurna berubah hijau. Seakan hanya dia yang butuh untuk menikmati hasil bayar pajaknya. Kemudian, dipersimpangan yang bahu jalannya penuh pasir karena sedang diperbaiki sebuah sepeda tua berlalu bersama laki-laki tua dengan pakaian seadanya dan tas punggung yang cukup aneh untuk dikenakannya karena bergambar superhero celana dalam merah dan digunakan diluar. Aneh ? Tidak juga, jika yang kau lihat adalah

(-)
Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perlombaan Kebetulan dan Eksistensi Tuhan

Sore itu, aku menaiki motorku menuju markas Palang Merah Indonesia di kotaku, untuk memenuhi undangan suatu acara, karena statusku sebagai a...