Sabtu, 06 April 2019

Kata Saya tentang "Dies Untidar".

    Seperti judulnya, saya akan bercerita pengalaman saya seorang mahasiswi yang menjadi bagian dalam proses dibalik terselenggaranya acara Dies Natalies 5 Untidar. Yaa, tentunya bagian saya tidak seberapa, karna memang itu bukan otoritas saya di kampus. Tapi, setidaknya saya ikut terlibat dalam mengikuti beberapa persiapan sebelum rangkaian dies natalies.

Yaa, sebelumnya, saya akan jelaskan
Posisi saya, sebagai mahasiswi yang menjadi anggota dari KSR PMI Unit Untidar dengan jabatan ketua divisi Pelayanan Kampus dan donor Darah. Membuat saya memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinir teman-teman saya jika mendapat permintaan bantuan Satuan Tugas. Termasuk permintaan dari pihak birokrat universitas untuk menjadi panitia bagian p3k dalam serangkaian acara dies natalies.

Dengan posisi ini, membuat saya mengikuti rangkaian persiapan acara, seperti rapat bersama dosen-dosen dan staf selaku panitia. Seperti biasanya, dies natalies diselenggarakan dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari jalan santai, Pentas seni, lomba futsal dll. Rangkaian acara tersebut dibuka dengan jalan sehat pada awal bln maret lalu. Dan di acara tersebut sesuai porsi saya, saya dan bbrapa teman anggota KSR lain menjadi p3k selama jalan santai. Ini pertama kalinya bagi saya turut andil menjadi panitia di acara dies untidar. Sebelumnya, menjadi peserta acara pun saya tidak tertarik dan bahkan tidak tahu karena sosialisasinya kurang dan terkesan mendadak. Dan terulang lagi untuk tahun ini. Dies untidar Kali ini, untuk acara pertama saja, menurut saya kurang persiapan. Dan terkesan serba dadakan. Koordinasi antar panitia juga kurang. Padahal jika dilihat dari segi dana, saya yakin jika Untidar tidak hanya mengeluarkan sedikit dana. Pengalaman persiapan dari acara jalan sehat kemarin, persiapan event sekelas hut seharusnya lebih matang, bukan hannya dieksekusi beberapa mgg sebelum hari-H. Jika memang dosen dan staf merasa kewalahan mempersiapkan event, kenapa tidak sekalian saja menyerahkan kepada Event Organizer. Agar acara tidak setengah setengah. Jika event nya bagus, pasti mahasiswa untidar juga akan tertarik dengan acara dies.

Kata Saya yang seorang muda sekaligus mahasiswa Untidar, Dies untidar, adalah acara ulang tahun universitas. Yang tujuannya ini sebenernya untuk siapa? Mahasiswa? Staf? Dosen? Sesepuh yayasan atau seluruh keluarga mahasiswa. Jika memang ditujukan untuk mayoritas atau dengan kata lain ditujukan untuk mahasiswa, kenapa tidak diadakan event konserr musik, color run, festival dll. Agar tepat sasaran, agar memang diminati oleh mahasiswa untidar. Tapi kenyataanya, Acara yang diselenggarakan dari tahun ketahun terkesan itu-itu saja, saya bisa bilang terlalu kuno untuk mahasiswa, Dan akhirnya tidak tepat sasaran. Sebut saja UNY universitas negeri Yogyakarta, salah satu  referensi kampus yang bisa dijadikan panutan untuk menyelenggarakan acara dies. Kampus tersebut mengadakan konser musik yang acaranya hanya diperuntukan untuk mahasiswa aktif UNY, dan gratis. Syaratnya diatur menggunakan ipk. Tingkatan mahasiswa VIP hingga plg belakang adalah berdasarkan ipk yang mereka peroleh. Luar biasa jika pihak rektorat mau mengadakan acara sejenis demikian. Mahasiswa akan merasa bangga dan tentunya bahagia.
Bagaimana? Ada masukan untuk opini saya?

Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perlombaan Kebetulan dan Eksistensi Tuhan

Sore itu, aku menaiki motorku menuju markas Palang Merah Indonesia di kotaku, untuk memenuhi undangan suatu acara, karena statusku sebagai a...