Jumat, 11 Maret 2022

Perlombaan Kebetulan dan Eksistensi Tuhan

Sore itu, aku menaiki motorku menuju markas Palang Merah Indonesia di kotaku, untuk memenuhi undangan suatu acara, karena statusku sebagai anggota demisioner KSR PMI Unit Universitas. melewati jalan raya yang biasa aku lewati, sebuah jalan yang melewati salah satu taman kota. Aku meminggirkan motorku diseberang jalan taman kota itu, untuk menghubungi temanku, memastikan informasi yang kudapatkan. Karena, seringkali aku salah memahami suatu informasi. aku mengambil handphone dan mencoba mengirimkan pesan singkat kepada temanku, karena tidak segera dibalas dan aku diburu waktu, aku beralih menelefon temanku. Telfon diangkat dan aku menanyakan beberapa hal kepadanya. Benar, aku salah informasi, acara sore itu seharusnya dilaksanakan dari awal sampai akhir di Markas PMI, bukan dibagi dibeberapa tempat. Setelah menutup telefon aku segera memasukkan handphone dan menyalakan motorku. aku mulai menyeberang dan padanganku terhenti pada motor yang berjalan dari arah berlawanan, aku merasa mengenali orang diatas motor itu, pikiranku mencoba mengolah apa yang aku lihat, "benarkah itu dia?", hingga motor berjalan semakin dekat  sampai tepat melewati sisiku, aku terpaku dan baru tersadar saat seseorang diatas motor mengklaksonku sambil melewati aku yang setengah melamun. beberapa detik berlalu dan aku baru bisa mencerna kejadian itu. 

    Beberapa detik lalu, aku berpapasan dengan seseorang yang pernah penting dalam hidupku. Hubungan kita berdua tidak berakhir cukup baik, karena saat itu aku masih merasa kecewa dan marah, atas keputusan yang dia ambil sendiri. aku merasa masih ada yang belum selesai, tapi aku terlalu marah untuk menerima, karena dia merasa sebaliknya, tidak ada lagi yang perlu diselesaikan. saat iru aku menyetujuinya, tapi jauh dalam diriku, aku merasa tidak terima dengan keputusan yang ia ambil saat itu karena bagiku itu cukup egois, setelah apa yang sudah terlewat diantara kita. Perasaan itulah yang kemudian membuatku masih merasa sulit untuk bertemu dengannya, aku msih selalu menghindar saat kita hampir berpapasan. masih menyingkir dan bersembunyi saat kita berada di satu forum yang sama. Karena bagiku, yang masih berusaha memafkan dan berdamai, sangat sulit untuk sekedar melihatnya. aku tidak tau apa yang ia rasakan tapi aku yakin, dia jelas tidak melalui apa yang aku rasakan, bahkan mungkin, ia merasa tidak pernah terjadi apa-apa.  

cont-

Sabtu, 18 Mei 2019

Opini, "Robo Journalism"

    Tahun 2019 ini, menggiring saya untuk beropini terhadap suatu inovasi baru di dunia Media, atau terkhususnya di dunia jurnalisme. Adalah sebuah inovasi yanh disebut dengan Robo Journalism. Sebuah pengembangan dari rumus Algoritma yang menghasilkan teknologi mesin pembuat berita dan penerbit berita tanpa campur tangan manusia. Terobosan baru ini jelas saja menciptakan sebuah peluang dan tantangan bagi jurnalis manusia. Kemudian menimbulkan berbagai opini dan pertanyaan dari siapapun yang bergerak di bidang media atau tidak. Seperti pertanyaan berikut ini, yang akan saya jawab dengan opini saya pribadi.

Apakah dengan Adanya Jurnalis Robot Peran Manusia Sebagai Pewarta Berita Akan Tergantikan ?

Jawab: Tidak.

Mengapa Demikian, karena setelah saya mengumpulkan data dengan membaca beberapa referensi, saya mendapatkan hasil, bahwa jurnalis robot memiliki lebih banyak kekuranngan daripada kelebihan. Kekuranngan tersebut pun adalah hal-hal yang memang hampir tidak bisa diperbaiki, karena pada kenyataannya tidak bisa dilakukan oleh robot.
Sebuah produk jurnalistik tentu memiliki karakteristik dan syarat agar bisa disebut sebagai produk Jurnalistik. Sebuah berita atau produk Jurnalistik lain harus memiliki kualitas konten yang besok dalam artine memiliki standar. Soal transparansi, menggunakan robot memang solusi yang baik, karena robot sudah pasti menginput data sesuai yang database sesuai data yang diperolehnya, robot bersifat Kaku yang memungkinkannya untuk tidak terintervensi oleh pihak lain. Tetapi, kredibilitas dari informasi yang diperolehnya perlu juga dipertanyakan, karena robot tidak mampu untuk melakukan identifikasi informasi, apakah informasi tersebut sudah pernah dipublikasikan atau belum. Maka, kredibilitas dan etika konten jurnalis robot yang dihasilkan pun dipertanyakan. Selain itu, robot yang bersifat Kaku dan terprogram otomatis ini akan menghasilkan produk jurnalistik yang bersifat tanpa emosi, dan pada berita akan memiliki gaya bahasa yang hambar. Jurnalis robot juga tentu tidak mampu untuk melakukan klarifikasi atas informasi yang diperolehnya, ia juga tidak mampu untuk melakukan komunikasi dua arah dan menganggap perkataan narasumber. Itu jika dilihat dari sisi produk yang dihasilkan. Tapi, selain alasan tersebut, kekurangan lain produk Jurnalistik juga dilihat dari peran seorang jurnalis sebagai stakeholders dan Pilar Keempat suatu negara.
   Seorang jurnalistik memiliki kode Etik dan peran tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh robot. Salah satunya adalah sebagai watchdog. Sebuah mesin Algoritma tentunya tidak memenuhi syarat untuk menjalankan fungsi watchdog, sebuah fungsi wartawan untuk mengawasi fungsi pemerintah dan masyarakat dengan demikian jurnalis robot tidak mampu untuk menjadi penjaga demokrasi dan jam asasi manusia.

Apakah dengan Presisi Robot akan memunculkan kesalahan berita?

Jawab: Iya.

Jika sebelumnya saya berbicara tentang kekurangan dari jurnalis robot, sekarang saya akan membicarakan kelebihan dari jurnalis robot. Walapun hanya seputar berita yang bersifat pasti, seperti bencana alam, cuaca, waktu sholat, hasil pertandingan dan keuangan. Jurnalis robot memiliki kelebihan memproduksi berita secara optimal, cepat dan biaya murah. Mereka mampu menginput, mengolah dan mempublikasikan berita tanpa bantuan manusia. Ini jelas bersifat Efisien untuk memaksimalkan kerja jurnalis manusia dibidang lain. Karena ini dilakukan oleh robot yang tersistem, maka kesalahan yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan oleh hasil kerja  produksi jurnalis manusia. Tapi, bukan berarti jurnalis robot tidak mungkin melakukan kesalahan. Sebagai contoh adalah kasus yang pernah dialami oleh LA Times, yang kala itu melaporkan terjadinya gempa berkekuatan 6,8 skala richter di California. Padahal kenyataanya, pendidik setempat tidak merasakan gempa pada saat itu. Ternyata, kesalahan ini terjadi karena ada staf USGS yang baru saja mempublikasikan data gempa yang terjadi pada tahun 1925. Kasus ini menjadi bukti, bahwa jurnalis robot memiliki kemungkinan melakukan kesalahan, karena sifatnya yang tidak mampu melakukan klarifikasi dan verifikasi dari berbagai shmber, seperti yang dilakukan oleh jurnalis manusia.

Sumber Pustaka:
Aristyani Kencana & Kenari Suryadi. 2019. Meninjau Automated Journalism: Tantangan dan Peluang di Industri Media di Indonesia. Jurnal Konvergensi Vol 1. No 1. Universitas Paramadina.

Selasa, 16 April 2019

The Love Train -- Album Review

    Meghan Trainor, penyanyi dengan karakter vokalnya yang khas ini adalah salah satu favorit aku. Meghan baru aja nikah sama Daryl Sabara, di bulan Desember tahun lalu. Jadi, gak jauh beda sama musisi lain, nampaknya meghan juga memilih untuk mengabadikan kehidupan percintaannya sama Daryl Sabara dengan menghasilkan mini album atau extended play dengan judul The Love Train. 
Fyi aja, kenapa love train ini jadi sebuah EP dan bukan Album, karena love train ini isinya terlalu pendek untuk menjadi sebuah album. Makanya jadilah extended play atau Album mini.

Yaaa, bisa dilihat dari judul dan cover albumnya, seperti jawaban Meghan ke reporter Delta di Grammy Awards waktu ditanya tiga kata yang bisa jadi reflection dari EP ini,  kata penyanyi cantik yang curvy ini, "Lots of love" .  Menurut Meghan  EP ini emang penuh dengan cinta, karena disini lagu-lagunya adalah tentang love story dari Meghan dan Daryl. Dalam EP ini bukan cuma meghan dan Daryl aja yang ikut 'nimbrung' tapi, disini ikut juga ayah dari Meghan Trainor, yaitu Gary Trainor. Ayah dan putrinya ini berkolaborasi di salah satu track yang judulnya Good Mornin'. Kata meghan, ayahnya juga lah yang menyarankan untuk membuat sebuah album yang isinya adalah kumpul an love song miliknya, karena menurut Gary, terlalu banyak lagu tentang cinta, "so clean it up! "

EP ini dirilis di bulan kasih sayang, Yaitu 8 Februari 2019 oleh Epic Record. Ini adalah EP Kedua dari Meghan Trainor setelah EP pertama nya yang berjudul Title. Dalam EP ini berisi 6 track, yaitu All The Ways, Marry Me, I'm Down, After You, Foolish, dan Good Mornin'.
Dan, karna aku baik banget, semua track dari EP ini bakalan aku bahas ulik satu persatu. Oke, langsung aja teman~•

#1. All The Ways
Khusus track ini, agak beda sama track yang lain dari segi 'kelahirannya' karena All the Ways, lahir lebih dulu daripada Love Train. Track ini, berisi tentang gimana seseorang pengen tau secara jelas sejelasnya, segala hal yang ngebuktiin kalo dia emang cinta ke pasangannya. Disini All the ways mean segalanyaa. Segalanyaa tentang bukti perasaan mereka. Itu makna dari liriknya, kalo ngomongin tentang musik dan vokalnya, si Meghan di lagu ini bener2 kaya gak ngasi ruang buat pendengarnya untuk lebih banyak dengerin musik. Disini full sama suaranya si Meghan, mulai masuk intro langsung suara meghan yang akan kita denger sampai ending. Kalo buat aku gak masalah sii, soalnya emang aku suka sama karakter suara meghan. Dan lagu ini pun sesuai sama ciri khas nya si Meghan yang lagunya itu gak pernah mellow kaya lagu-lagunya si Adelle atau Celine. Di lagu ini, musik yg dominan adalah tempo dari perkusinya yang. Yang bakal bikin kita buat ngangguk ngangguk keasikan gitu.

#2. Marry Me
Selanjutnya ada Marry Me yang dari judulnya aja udah keliatan banget isinya tentang apa, yaa jelas tentang pernikahan. Kalo Kita liat official video nya di YouTube isinya adalah prosesi pernikahan dari penyanyi dan pencipta lagu ini, Maghan. Isi liriknya adalah tentang gimana seseorang yang disini mungkin si Meghan, itu engga sabar buat nikah, gak bisa nunggu lagi untuk ngumumin ke orang-orang kalo pasannganya itu punya dia. Di lirik ini tertulis juga kalo dia gak perlu pernikahan yang fancy cukup nikahi aja dia, gak perlu buang waktu lagi. Dan dari musiknya sama juga dengan lagu sebelumnya si Meghan gak ngasi intro musik lebih, langsung aja masuk ke suaranya si Meghan. Yang bikin beda adalah lagu pop bikinan meghan ini jadi lebih kerasa ke country karena 'bumbu' Ukulele yang ada dominan  dari awal lagu sampe ending. Jadi bikin lagu ini rileks dan enak banget buat dinyanyiin.

#3. I'm Down.
Akhirnya, di track ketiga ini begitu intro bukan suara meghan Trainor yang akan kita denger. Tapi, kita dikasih kesempatan buat ngerasain atmosfer lagu ini lewat menghayati musik intro dari track ini. Tapi, jujur aja, aku agak gak cocok sama musik yang ada di opening track ini, buat aku musiknya agak kurang pas sama makna dari lirik lagunya. Ya Walaupun kalau kita dengerin tanpa pahami maknanya, opening music ini tetep pas pas aja. Tapi, kalo Kita dengerin sambil pahami maknanya, akan engga nyampe atmosfer makna track ini, yang isinya adalah tentang seseorang yang sangat bergantung banget sama pacarnya, buat orang ini, pacarnya itu kayak candu yang gak bisa dia dapetin dari drug manapun. Pacarnya bisa bikin orang ini lupa sama
Masa lalu dan segalanya setiap ketemu sama dia.

#4. After You.
Nahh, akhirnya sampai ke track yang  Keempat. Gak sabar banget aku, karena ini adalah track favorit aku dari segi maknanya ataupun musiknya. Track ini adalah track dengan musik dan lirik yang menurut aku paling dalem maknanya. engga tau karena aku suka atau emang menurut kalian juga kayak gitu, di track ini pokoknya mah gak terjadi keganjalan atau ketimpangan aransemen kayak track sebelumnya. Pas aja gitu didengerin, bisa bikin meleleh. Maknanya yang dalem banget ini dipasangin sama musik yang mellow dan suara Meghan yang lembut banget di lagu ini. Kalo di lagu sebelumnya tentang gimana kehidupan awal-awal hubungan percintaan atau pernikahan. Isi lagu ini adalah tentang akhir kisah seseorang yang akan setia banget sama pacarnya, tentang kehidupannya singkat dan gak bakal bisa dilanjutin tanpa pacarnya. Dia gak bakal bisa give her heart to someone new. Gak bakal ada orang lain setelah pacarnya. Bahkan kalo pacarnya meninggal, dia mau ikut juga. Dia gak mau ditinggal sendiri. Sedih kann, Pokoknya soulnya dapet bangetlah, bikin merem melek dengerinnya.  Apalagi pas bagian akhir-akhir, Keren banget.

#5. Foolish
Yang kelima ada foolish, habis dibikin meleleh sama after you, dengan track ini, kita bakal dibikin joget dengan iramanya yang poppy banget, tapi juga funky dan groovy. Yang akan dengan gampangnya bikin kita joget atau setidaknya noddy. Ditrack ini ciri khas meghan yaitu pop dengan tempo cepet keliatan banget. Bukan cuma suara Meghan yang ditonjolkan disini, tapi juga musiknya yang rame. Maknanya mengganbarkan orang yang jatuh cinta sama pacarnya sampai-sampai dia keliatan bodoh. Karena memang cinta ke pacarnya yang bikin dia kayak gitu dan dia gak masalah sama hal itu. Dia gak bakalan masalah jadi bodoh kalo sama pacarnya. Fyi, lagu ini jadi lagu favorit si Meghan sama suaminya dan sering mereka jadiin soundtrack mereka dirumah buat ngedance.

#6. Good Mornin'
Yang terakhir, adalah Track good Mornin'. Seperti yang udah ak bilang sebelumnya di track ini, Meghan colab bareng papahnya, Gary Trainor. Waktu dengerin opening nya, tanpa liat judulnya, ak kira ini bukan lovesong karna musik dibagian oprningnya itu kedengeran agak galak. Tapi waktu denger liriknya, ternyata isinya terbilang simple, yaitu tentang semangat pasangan yang baru aja ada di fase baru yaitu pernikahan, dan menjalani rutinitas umum pagi hari bareng sama suaminya.

...

Gimana? Udah dengerin EP ini atau jadi Kepo dan pengen dengerin setelah baca review aku, atau biasa aja. Yaa, itu terserah kalian ya teman. Pokoknya disini aku cuma pengen ngereview album yang aku suka, Dari penyanyi yang karakter suaranya emang favorit aku juga. Dan kenapa album ini yang aku pilih karena ini belum lama rilisnya. Jadi masih cukup anget buat dibahas.

Semoga bermanfaat Teman.
Terimakasih~

Sabtu, 06 April 2019

Kata Saya tentang "Dies Untidar".

    Seperti judulnya, saya akan bercerita pengalaman saya seorang mahasiswi yang menjadi bagian dalam proses dibalik terselenggaranya acara Dies Natalies 5 Untidar. Yaa, tentunya bagian saya tidak seberapa, karna memang itu bukan otoritas saya di kampus. Tapi, setidaknya saya ikut terlibat dalam mengikuti beberapa persiapan sebelum rangkaian dies natalies.

Yaa, sebelumnya, saya akan jelaskan
Posisi saya, sebagai mahasiswi yang menjadi anggota dari KSR PMI Unit Untidar dengan jabatan ketua divisi Pelayanan Kampus dan donor Darah. Membuat saya memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinir teman-teman saya jika mendapat permintaan bantuan Satuan Tugas. Termasuk permintaan dari pihak birokrat universitas untuk menjadi panitia bagian p3k dalam serangkaian acara dies natalies.

Dengan posisi ini, membuat saya mengikuti rangkaian persiapan acara, seperti rapat bersama dosen-dosen dan staf selaku panitia. Seperti biasanya, dies natalies diselenggarakan dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari jalan santai, Pentas seni, lomba futsal dll. Rangkaian acara tersebut dibuka dengan jalan sehat pada awal bln maret lalu. Dan di acara tersebut sesuai porsi saya, saya dan bbrapa teman anggota KSR lain menjadi p3k selama jalan santai. Ini pertama kalinya bagi saya turut andil menjadi panitia di acara dies untidar. Sebelumnya, menjadi peserta acara pun saya tidak tertarik dan bahkan tidak tahu karena sosialisasinya kurang dan terkesan mendadak. Dan terulang lagi untuk tahun ini. Dies untidar Kali ini, untuk acara pertama saja, menurut saya kurang persiapan. Dan terkesan serba dadakan. Koordinasi antar panitia juga kurang. Padahal jika dilihat dari segi dana, saya yakin jika Untidar tidak hanya mengeluarkan sedikit dana. Pengalaman persiapan dari acara jalan sehat kemarin, persiapan event sekelas hut seharusnya lebih matang, bukan hannya dieksekusi beberapa mgg sebelum hari-H. Jika memang dosen dan staf merasa kewalahan mempersiapkan event, kenapa tidak sekalian saja menyerahkan kepada Event Organizer. Agar acara tidak setengah setengah. Jika event nya bagus, pasti mahasiswa untidar juga akan tertarik dengan acara dies.

Kata Saya yang seorang muda sekaligus mahasiswa Untidar, Dies untidar, adalah acara ulang tahun universitas. Yang tujuannya ini sebenernya untuk siapa? Mahasiswa? Staf? Dosen? Sesepuh yayasan atau seluruh keluarga mahasiswa. Jika memang ditujukan untuk mayoritas atau dengan kata lain ditujukan untuk mahasiswa, kenapa tidak diadakan event konserr musik, color run, festival dll. Agar tepat sasaran, agar memang diminati oleh mahasiswa untidar. Tapi kenyataanya, Acara yang diselenggarakan dari tahun ketahun terkesan itu-itu saja, saya bisa bilang terlalu kuno untuk mahasiswa, Dan akhirnya tidak tepat sasaran. Sebut saja UNY universitas negeri Yogyakarta, salah satu  referensi kampus yang bisa dijadikan panutan untuk menyelenggarakan acara dies. Kampus tersebut mengadakan konser musik yang acaranya hanya diperuntukan untuk mahasiswa aktif UNY, dan gratis. Syaratnya diatur menggunakan ipk. Tingkatan mahasiswa VIP hingga plg belakang adalah berdasarkan ipk yang mereka peroleh. Luar biasa jika pihak rektorat mau mengadakan acara sejenis demikian. Mahasiswa akan merasa bangga dan tentunya bahagia.
Bagaimana? Ada masukan untuk opini saya?

Terimakasih.

Sabtu, 30 Maret 2019

Demokrasi dalam Jurnalisme online

Halo, Temann
Selamat akhir pekan

Berbicara Selamat akhir pekan. membuatku Sadar, jika sekarang sudah akhir Maret. Dan artinya, sebentar lagi masyarakat kita, masyarakat Indonesia, akan melaksanakan sebuah pesta demokrasi dipertengahan bulan April untuk memilih presiden dan wapres ataupun memilih anggota legislatif.
Gimana? Sudah siap membawa "bungkisan pesta" untuk dibawa ke gedung TPU ? Dan sudahkan kalian memilih "kelompok teman" untuk menemani kalian meramaikan pesta?.

  Menyinggung fenomena pesta demokrasi, membuatku teringat dengan sebuah istilah dalam dunia komunikasi  yang dalam  dekade ini nampak menjadi tren yang luar biasa geliatnya. Istilah tersebut adalah Jurnalisme warga dan Jurnalisme Partisipatif. Mungkin untuk kalian yang tidak mempelajari ilmu komunikasi, akan merasa asing dengan istilah-istilah tersebut. Istilah tersebut lebih akrab dalam kehidupan milenial dengan istilah, citizen journalism. Dua hal ini menjadi bagian dari Jurnalisme online. Yang tidak bisa dipungkiri, memang giatnya cukup diminati jika dibandingkan jenis Jurnalisme lain.

  Jurnalisme online sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Jurnalisme online menjadi salah satu perwujudan ruang publik di lingkungan masyarakat demokrasi. Jika, dulu masyarakat memiliki ruang publik hanya dalam lingkup televisi, media cetak atau radio. Yang tentu saja, tidak menyediakan tempat diskusi dengan respon yang langsung. Sehingga cukup membatasi gerak opini dari masyarakat. Dalam Jurnalisme online, masyarakat memiliki ruang publik yang luas, dan cukup bebas untuk diskusi. Karena kesediaan fitur respon langsung yang menjadi salah satu keunggulan dari Jurnalisme online.

   Adanya ruang yang luas bagi publik ini menciptakan jenis Jurnalisme yang sudah disinggung di paragraf sebelumnya, yang menjadi cabang dari Jurnalisme online.  Yaitu, jurnalism warga dan Jurnalisme Partisipatif. Salah satu bentuk jurnalisme warga atau Jurnalisme Partisipatif  adalah turut sertanya masyarakat dalam mengolah dan memproduksi produk jurnalisme, seperti; video youtube, instagram dll.

  Produk-produk inilah yang nantinya akan berhubungan dengan adanya pesta demokrasi dalam tahun politik ini, seperti contoh, sebagai sarana kampanye. Dalam Jurnalisme warga, akan muncul berbagai konten terkait dengan kampanye calon presiden. Entah itu pendukung atau bukan pendukung. Akan ada masyarakat yang dengan sukarela membuat postingan yang secara langsung atau tidak akan memperkuat ataupun melemahkan kredibilitas calon politik. Seperti, seseorang yang secara iseng memposting kesenangannya menaiki MRT yang baru saja dirilis. Disitu orang tersebut berujar, sejenis pujian-pujian dan rasa terimakasih kepada mereka (baca:pemerintah) yang telah merealisasikan adanya moda transportasi publik yang luar biasa ini. Dengan demikian secara tidak langsung pengalaman yang dialami orang tersebut, akan secara tidak langsung meningkatkan kredibilitas suatu pihak yang terlibat atas adanya MRT tersebut. Atau, menjadi sebuah topik untuk  memancing diskusi publik diruang publik yang tersedia dalam konten jurnalisme warga tersebut.

  Kemudian, apa perbedaan dengan jurnalisme Partisipatif? Perebedaannya terletak pada siapa yang menyampaikan dan membuat konten tersebut. Jika dalam Jurnalisme warga konten dibuat dan disampaikan secara langsung oleh masyarakat. Dalam Jurnalisme Partisipatif masyarakat hanya mengetahui dan mendapat sebuah peristiwa, tanpa membuatnya menjadi suatu konten. Sedangkan untuk penyampaiannya dibuat oleh pihak media. Bisa dianalogikan seperti ini, tuti melihat ikan beranak kemudian ikan tersebut ditangkap tuti untuk diberikan kepada penangkar ikan, agar bisa diolah dan dibiakkan. Kira-kira seperti itu pemahaman yang bisa akuz sampaikan tentang jurnalisme online. Semoga bermanfaat teman.

Silahkan baca the handbook of global online journalism. Untuk kelengkapan dan kedalaman materi.

Terimakasih.

Sabtu, 16 Maret 2019

Aku, Kertas dan Konvergensi Media.

  
Zaman dulu, kertas bersetia dengan aksara-aksara yang mencucur dari benak seseorang, bermetamor dengann alam; hujan, daun, gunung, bunga randu alam, air, jendela, embun, kayu bakar. Termasuk kau salah satunya. –Sapardi djoko damono 





Seperti ungkapan dari sastrawan legendaris eyang Sapardi diatas aku tidak akan berbicara tentang biografi sapardi, atau berbicara tentang karakteristik karya-karyanya yang naturalis dan realis, dan  kwmudian aku bandingkan dengan karya Rendra yang sarat akan protes sosial.

Tapi aku akan mengajak kau membicarakan tentang kertas. Ya, kutipan tersebut aku pilih karena menggambarkan bagaimana kertas menajdi seorang “teman” yang setia untuk syair yang lahir dari benak penyair masa itu. Tentu bukan hanya menjadi “teman” setia  bagi para penyair. Bahkan, bukan hanya penyair, tapi juga menjadi saksi bisu para cendekia, orator, ilmuwan, dan penemu untuk memprasastikan buah pikiran atau catatan perjalanan keilmuan mereka. Yang kelak membantu kehidupan masyarakat saat ini.

Seperti kertas yag membantu perjalanan keilmuan para pendahulu, kertas juga membantu kehidupan pribadiku. Dulu, sebelum aku mengenal mesin bernama Laptop yang dilengkapi perangkat lunak microsoft word, Excel, dst, Aku menulis menggunakan kertas, terlebih lagi, dulu aku bersekolah di sebuah sekolah swasta berbasis keagaamaan yang melarangku menggunakan dan membawa perangkat elektronik appapun selama masa pendidikan. Dulu, aku sangat suka menulis pengalaman harianku di sebuah buku catatan harianku, hingga aku memiliki beberapa jilid buku harian. Sebenarnya, alasanku menulis di buku harian bukan karena semata-mata karena aku tidak bisa menuliskannya dalam perangkat elektronik. Tetapi, aku merasakan sensasi berbeda ketika aku harus membaginya di sebuah buku, emosi yang aku rasakan lebih terluapkan dengan maksimal. Walaupun tulisanku jauh dari kata rapi apalagi bagus. Aku tetap menuliskannya, tanpa merasa malu karena hanya aku yang membacanya. Walaupun konvensional, menulis di ketas atau buku juga lebih menjamin dari hilangnya data karena rusaknya sistem.  Itu adalah pengalaman hidupku bersama kertas, tentu tidak hanya sampai pada lingkup menulis buku harian, lebih kompleks dari itu, kertas menemani pendidikan ku dari aku belajar menulis hingga saat ini aku menjadi mahasiswa.

  Tulisan ini, tentulah bukan hanya tentang kertas, dan pengalamanku bersamanya. Tapi lebih jauh dari itu, tulisan ini akan bercerita tentang "pembaharuan" kertas sebagai media yg menjadi teman di era modern ini.  Dalam bahasa yang lebih ilmiah, orang-orang yang lebih paham menyebutnya "Konvergensi Media" . Yang maknanya adalah peleburan media dari yang satu media berisi hanya satu konten atau satu fungsi, menjadi satu media dengan multiplatform yang artinya bisa digunakan untuk berbagai fungsi. Berbicara tentang keilmuan, kurang pantas jika tidak menggunakan pendapat ahli untuk membahasnya. Aku akan memakai pendapat Flaw, menurutnya konvergensi media memiliki 3 point penting yang terdiri dari computing & information technology, communication network, dan digital content. Dalam teori ini, ahli flow menjelaskan bahwa konvergensi media sangat berhubungan erat dengan perbuatanmu industrial, karena perubahan Teknologi sangat berpengaruh bagi perubahan industri. Perubahan yang dimaksud disini bisa berarti perubahan media informasi, Cara berkomunikasi, perubahan media cetak, dan perubahan media digital.

    Dalam kasusku, teori miliki Flow ini bisa dihubungkan dengan perubahan media digital dan Cara berkomunikasi. Jika dulu aku menggunakan buku harian yang hanya bisa. Untuk mencoretkan alat tulis. Saat ini aku berbagi kegiatan harianku melalui Smartphone yang didalamnya memiliki berbagai software media sosial yang dengan mudah bisa aku dapatkan di playstore secara gratis. melalui media sosial aku bisa berbagi banyakk hal. Mulai dari pengetahuan  hingga hal-hal "Chessy" yang mungkin tidak ada spesiak-spesialnya. Pengalaman yang aku Alami mungkin sama dengan orang-orang lain. K etika pada masanya kertas sangat berjasa menemaniku sastrawan, dan para ilmuwan dalam menyalurkan, mengabadikan, dan mengkomunikasikan buah pikiran hingga orang-orang modern mampu mengenal dan memannfaatan keilmuan mereka, tentu saat ini mereka menggunakan media digital untuk mengkomunikasikan buah pikiran mereka. Aku berikan salah satu contoh agar mudah dipahami, lagi-lagi dari eyang -sapardi, yang baru saja merilis buku barunya, "sepasang sepatu tua". Di  usianya yang senja Ini, eyang -sapardi bukan hanya menceritakan buku, tetapi juga aktif berbagi kegiatan dan karya-karyanya di media sosial Instagram. Bahkan, dalam akunnya tersebut ia menyebutkan, bahwa saat ini ia sedang mengerjakan sebuah proyek kawin silang (kolaborasi) antara kata-kata dan art photography. Ini menjadi salah satu contoh, bentuk dari konvergensi media. Yang dulunya, sajak hanyalah tulisan dan kata kata. Berubah menjadi sesuatu Katya yang lebih dinamis. Jadi beginilah cara kerja konvergensi media yang penerapannya mempengaruhiku dalam hal berkomunikasi.


Terimakasih.

Sabtu, 09 Maret 2019

Halo, Ini Cerita Tentang Dwiki.

Lahir dengan nama Dwiki Nanda Rispa Azka Kamila di Rumah sakit Tentara yang ada di kotanya. Dilahirkan oleh seorang Ibu yang saat itu berusia 30 tahun sebagai anak kedua, setelah didahului oleh Kakak laki-laki 5 tahun sebelumnya. Dengan nama yang panjang itu, keluarga dan Orang terdekatnya memanggilnya dengan panggilan Kiki. Saat ini ia adalah mahasiswi semester 4 di satu-satunya Universitas Negri di Magelang. Dengan menempuh program studi S1 Ilmu Komunikasi. Dwiki saat ini berusia 20 tahun sejak kelahirannya tahun 1999 tanggal 15 April. Tanggal  yang sama dengan pelayaran pertama sekaligus terakhir kapal RMS Titanic pada tahun 1912. Yang kemudian menginspirasi beberapa film, salah satunya adalah film romantis berjudul Titanic (1997). Film tersebut menjadi salah satu film yang disenangi Dwiki.

Selain Titanic, film kesukaannya yang lain adalah film Barat dengan genre fantasi, kolosal, atau film historis yang berlatar belakang perang dunia. Dwiki tertarik dengan berbagai hal yang klasik dan bersejarah. Terlihat dari buku terakhir yang ia baca adalah buku karya Wahjudi Djaya yang berjudul, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno hingga Eropa modern. Ketertarikan Dwiki dengan sesuatu yang klasik dan historis bisa disimpulkan dari pengetahuannya tentang mitologi Yunani dan Roma. Coba saja ajak dia berbincang tentang bagaimana Rhea bisa menjadi anak dari Gaia atau siapa penyusu Romus dan Romulus Walaupun tidak mafhum tapi dia akan antusias dan paham dengan perbincangan tersebut. Selain menyukai hal-hal tersebut, dia menyukai dan mengoleksi beberapa komik Detective Conan yang terhenti ketika ujian nasional SMA. Hal tersebut membuatnya malas untuk kembali “mengonsumsi” Conan lagi, karena komik Conan cukup sulit dicari Kotanya. “Conan lama-lama membosankan, ceritanya gitu-gitu terus, kapan bisa tau pemimpin organisasi baju hitamnya. Kalo gini-gini terus. Keburu gosho aoyama Tua.” begitu katanya, yang menandakan kalau dia bosan dengan Conan. Tapi, tidak dengan sherlock holmes, ia masih suka membaca bukunya dan menonton filmnya. Dwiki memang menyukai hal-hal tentang Riddle. Buku lain yang selalu menjadi favoritnya adalah novel karya Tere-Liye. Sesuatu dari Dwiki, yang membuatnya sering menjadi bahan ejekan adalah selera berpakainnya yang aneh. 
          Untuk musik, dia menyukai beberapa lagu  milik Ten To Five, Mocca, The Adams, Jess Glynn, Meghan Trainor, Bruno Mars, Mr.Big, Bee Gees dan Queen. Selera musiknya memang sangat umum dan kurang kekinian. Tidak seperti anak-anak seumurannya yang sedang trend dengan K-pop atau EDM atau Folk pop Indie. Lagu-lagu Folk Indie memang sedang  digemari anak muda seumurannya saat itu, tetapi  untuk Dwiki, ia cukup terlambat dalam trend tersebut. Saat dimana anak muda lain menjadikan musik indie sebagai playlist favorit, satu-satunya lagu Indie yang dia suka dan paham adalah Fana Merah Jambu. Seleranya tentang musik  yang sedemikian bukan tanpa alasan, semua itu tebentuk secara alami karena bapaknya, yang ketika ia kecil sering memutarkan lagu-lagu kesukaan beliau. Maka dalam memori masa kecilnya lagu anak beriringan dengan sweetrock.  

    Berbeda lagi dengan banyak orang yang menyukai senja dan hujan. Dia lebih menyukai pagi dan tidak suka dengan hujan. Ketika ditanya teman apa alasannya, dia bilang, bahwa terlalu banyak kenangan sedihnya yang terjadi ketika hujan. Dan dia tidak pernah mau membahasnya. Lalu, kenapa dwiki suka pagi, dia tidak tau apa alasannya. Begitulah dia, selalu tidak tau alasan kenapa dia menyukai sesuatu hal. Yang dia tahu, dia akan merasa hatinya berdegup kencang ketika dihadapkan dengan hal-hal tersebut. Itu pula yang pada akhirnya membentuk pribadinya yang selalu yakin dan percaya diri dengan dirinya tanpa peduli dengan pandangan orang dengan dirinya. Karena dia tau, dengan mengikuti hatinya, dia akan tau siapa dia dan apa yang dia mau. Seperti halnya ambisi, banyak orang salah paham dengan dirinya yang terlihat acuh dan tidak peduli. Bersikap seakan-akan dia tidak ingin “berlarian” bersama dengan orang lain. Dia sering bingung melihat orang orang yang dengan gigih mengejar sesuatu tanpa tahu secara nyata apa yang sesungguhnya mereka kejar.
        Untuk urusan ambisi, berbeda dengan kesukaan-kesukaannya yang tanpa alasan. Dwiki  adalah orang yang paham apa keinginannya dan apa kemampuannya. Dia tau fase apa yang saat ini ia jalani dan rencanakan kemudian hari. Satu hal yang selalu ia bicarakan dan tidak pernah berubah adalah, keinginannya untuk memiliki Rumah sendiri. Ia tidak terlalu mempermasalahkan urusan jodoh, untuk hal itu dwiki bilang, ia akan mungkin akan melakukannya ketika kehidupan kerjanya sudah sesuai keinginannya, yaitu bekerja di Stasiun pemerintah di Yogyakarta, menjadi PNS dan memiliki Rumah. Kenapa dia memilih stasiun negri milik republik adalah sederhana, bahwa ia tidak ingin bekerja dan menetap jauh dari ibunya, apalagi ia kurang menyukai kota besar yang padat. Dwiki suka lingkungan yang damai dengan udara yang bersih.
        Tumbuh dan melalui masa pubertas jauh dari orang tua, membuat ia melalui banyak hal dengan latar belakang cerita yang sedikit berbeda dengan anak sebaya dilingkungannya. Ketika anak lain mulai merantau ketika kuliah, dwiki merantau sejak ia lulus SD. Hal itu bukan suatu paksaan dari orang tuanya, semua karena keinginannya sendiri. Berawal dari arahan orang tua yang tidak memaksa, saat itu Dwiki memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren Modern di Yogyakarta. 6 tahun bersekolah disana menghasilkan bekal pengetahuan agama yang sedikit lebih dari teman-temannya. Mondok di Jogja menjadi fase yang sangat berpengaruh bagi kehidupan dwiki saat ini. Disinalah fase dimana ia mulai mengenal dunia media. Karena awal mula ia mengenal dunia media adalah ketika secara terpaksa dwiki harus menjadi perwakilan kelas untuk menjadi penyiar di sekolahnya. Hal itu kemudian terus berjalan hingga ia mulai menjadi ketua redaksi di sekolahnya membuatnya mengenal jurnalistik dan membawanya untuk mempelajari secara serius di universitas. Karena pada awalnya, passion yang ingin ia tekuni di universitas adalah ilmu sejarah dan arkeologi. Lalu bagaimana dengan kemampuannya dalam hal media? . Sebagai seseorang yang mengenal dwiki, dwiki memiliki kemampuan berbicara juga kemampuan menulis yang cukup baik, paling tidak, pernyataan ini didukung beberapa orang  disekitarnya. Jika kemampuan itu mendapat perhatian dukungan yang cukup, maka bukan sesuatu yg berlebihan jika Suatu saat nanti Dwiki akan menjadi seorang jurnalis atau broadcaster yang professional. terlebih, dia adalaah seorang Planner, dan Self Management yang cukup baik. 
 
    Ada banyak hal yg disukai dan tidak disukai dari seseorang, maka demikian dengan Dwiki, ia memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan, satu diantaranya yang paling aku benci adalah, sifat pemarah dan moodyan nya. Jika sudah berada dalam mood yang buruk, maka semuanya akan menjadi lebih sulit. Selanjutnya adalah sifat lambatnya, dia selalu lama dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-harinya, membuatnya selalu  terlibat dalam keterlambatan. tapi aku yakin suatu saat dia akan berubah dari kebiasaan buruknya. karena dimataku, sebenarnya ia memiliki semangat dan optimisme positif untuk terus berproses dan berkembang mempelajari banyak hal baru. Asalkan dia selalu mendapat dukungan. Sesuatu yang ia katakan kepada orang-orang terdekatnya, "tolong, kalau aku salah, bilang dan kritik aku, jangan tinggalin aku".  Satu hal yang aku sukai dari dia, adalah sifatnya yang selalu positif dalam melihat sesuatu. Ia selalu memiliki sudut pandang yang berbeda dari orang lain dalam melihat berbagai hal. Dia pernah bilang, bahwa "Duniamu, ada di hati dan pikiranmu" .









Selasa, 05 Maret 2019

Selamat Pagi.

Halo, Selamat pagi
Benar, kau dan orang lain tidak salah. Ak memang secara jelas menulis Selamat Pagi.
Disini, dirumahku dan bahkan di kotaku sudah malam. Tapi tidak aku ucapkan Selamat Malam bukan karena aku bodoh, hingga aku tak mampu sekedar membedakan Malam dan pagi. Tapi, ini  tentang dorongan nafsu manusiawi yg mendorongku untuk terus ingin  mengucapkan Selamat Pagi.
Iyaa, tentu karena aku suka. Suka itu nafsu. Tapi itu fitrah bukan?, justru agar aku mampu menjadi "manusia".

Jika banyak orang lain menyukai senja. Aku menyukai pagi. Dan ak selalu ingin. Melihat pagi, esok, esok dan esok lagi.
Jika kau tanya kenapa, aku tidak terlalu tahu kenapa. Hanya saja ketika pagi aku rasa bahagia dan menyenangkan selalu datang bersamaan. Sebuah harmoni yg tenang ketika melihat orang berebut jalanan, orang saling klakson di lampu merah dengan anak sd diboncengan mereka.

   Hingga ada saat-saat dimana salah satu ujung bibirku akan naik  ketika melihat pengendara mobil dengan seperti  tanpa berpikir mengklakson motor didepannya bahkan sebelum lampu merah belum benar benar sempurna berubah hijau. Seakan hanya dia yang butuh untuk menikmati hasil bayar pajaknya. Kemudian, dipersimpangan yang bahu jalannya penuh pasir karena sedang diperbaiki sebuah sepeda tua berlalu bersama laki-laki tua dengan pakaian seadanya dan tas punggung yang cukup aneh untuk dikenakannya karena bergambar superhero celana dalam merah dan digunakan diluar. Aneh ? Tidak juga, jika yang kau lihat adalah

(-)
Bersambung.

Perlombaan Kebetulan dan Eksistensi Tuhan

Sore itu, aku menaiki motorku menuju markas Palang Merah Indonesia di kotaku, untuk memenuhi undangan suatu acara, karena statusku sebagai a...